Undangan Gratis ????

Foto by detikfood.com

"Mau ikut nggak bang... Kita ondangan dulu?" Kata salah satu teman dengan logat khas bataknya.

Aku hanya bengong melihat mereka sudah rapi ada yang pakai batik, ada yang pakai kemeja lengan panjang.

"Ondangan di mana mas? " Colek ku kepada teman yang berasal dari Solo.

"Di Gedung Blok I, tiap Sabtu Minggu ada acara bang" Jelasnya sambil tersenyum, memang tempat kosan kami tidak jauh dari gedung yang sering di pakai untuk acara nikahan.

"Ikut lah bang":teman dari maluku juga menimpali.

Memang di antara mereka aku yang paling tertua, aku juga di antara mereka yang sudah bekerja karena mereka semua masih merupakan mahasiswa universitas swasta di ibu kota ini.

Kami berempat pun berjalan kaki menujunke gedung tempat acara nikahan, ramai acara nikahan hari ini, kamipun mencari tempat duduk agak di sudut karena memang di situ banyak tersisa.

Ada lagu, tarian, sambutan hingga akhirnya kamipun antri untuk mengambil makan prasmanan.Kawan-kawan yang antri tampak bersemangat terlihat tumpkan daging, ayam, gado-gado serta berbagai makanan lainnya.

"Perbaikan gizi" Mereka bilang, menyuap makan pun tidak perlu waktu lama hingga makanan di piring tidak tersisa sama sekali.

Saat perjalanan pulang iseng ku bertanya,

"Yang ngundang siapa sih? " Tanya ku ke mereka.

"Nggak ada yang ngundang bang " Jawab kawan tersebut dengan logat bataknya.

"Jadi...? Tanya ku lagi.

" Iyah lah bang.... Akhir bulan seperti ini, kita harus banyak menghemat..... Salah satunya makan gratis seperti ini.. " Jelas kawan dari Maluku.

"Dari pada makanan nya nggak habis kita bantu habiskan bang " Mereka bertiga tertawa keras.

"Asu...... Aku pikir penganten nya teman kalian... " Aku hanya bisa nyengir kuda.

"Nggak lah bang... Nggak ada yang kenal " Tawa mereka semakin kencang.

Sesampai di kosan baru saja ngerebahin badan datang kawan dengan logat batak dg tergopo-gopo.

"Ada apa? " Tanya ku bingung.

"Besok ada ondangan lagi bang di tempat tadi" Katanya cepat sambil berlalu.

"Asuuuuuu..... Sambil aku melempat baju batik ku ke tempat dia berdiri yang disusul dengan gelak tawa temannku itu.