Tuesday, 5 October 2021

Biarlan Menjadi Catatan Sejarah

Foto by Google Colorize by Dodi NP

Tahan....tahan.... Tahan....jangan terprovokasi teriak korlap saat itu melihat kondisi yang sudah mulai tidak terkontrol lagi, ini di picu ada orang yg mengacungkan celurit ke arah kami.

Menahan diri jadi jalan satu-satunya agar tidak sampai bentrok ke aparat, apalagi tahun ini sudah banyak sekali kami turun ke jalan untuk menuntut perbaikan.

Orasi tentang RUU Penanggulangan Kondisi Bahaya yang kami teriakan lantang untuk di tolak harus di bayar mahal dengan kehilangan nyawa salah satu teman kami.

Eks Gedung SVPM (Standard Vacuum Pertoleum Maatschppij) atau lebih dikenal dengan gedung stanvac pada 5 Oktober 1999, siang itu menjadi saksi bisu gugurnya sang mahasiswa.

Kampus kami berduka, tampak para mahasiswa mecoba bergerak masuk kedalam auditorium di mana tergeletak seseosok pahlawan yang sudah tidak biasa bergerak lagi.

Bendera merah putih yang Menyelimuti sang tunas bangsa berbaur bau darah menjadi pembakar semangat. Entah siapa pelaku sebenarnya walaupun sudah ada tervonis 3 bulan penjara, biarlah tetap tersusun rapi menjadi catatan sejarah.

2 comments:

It^s miNe said...

wadhuh alamata kemarau niy....
aku pernah kak ngarasoken kemarau di plembang...
aida saro nian rasonyo,dulu tuh blom ado pam...
kalo nak ke sumur jau igo...

aku tinggal di talang kelapa...
hehehehe (mode on :infomasi)

Dodi NP said...

Oh...wong talang kelapo jugo.........di blok berapo...?